Portal Seputar

Portal Seputar

Jakarta
Kota

Kota Premanisme di Indonesia: Fenomena Sosial yang Perlu Diselesaikan

Kota premanisme,premanisme adalah sebuah fenomena sosial yang seringkali terkait dengan kekerasan, pemerasan, serta kekuasaan yang tidak sah. Di Indonesia, fenomena ini dapat ditemui di berbagai daerah, baik di kota besar maupun kecil. Namun, fenomena premanisme kerap lebih terlihat jelas di beberapa kota besar, yang menjadi pusat aktivitas ekonomi, sosial, dan politik. Artikel ini akan membahas tentang fenomena premanisme di Indonesia, faktor penyebabnya, dampaknya, serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan ini.

Pengertian Premanisme

Premanisme adalah bentuk perilaku yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang menggunakan kekerasan atau ancaman untuk memperoleh keuntungan secara ilegal. Dalam konteks perkotaan, premanisme sering kali berkaitan dengan praktik pemerasan terhadap pedagang, sopir angkutan umum, hingga pengusaha. Para preman ini biasanya beroperasi di tempat-tempat yang ramai, seperti pasar, terminal, tempat hiburan, dan kawasan industri.

Fenomena ini bisa dilihat sebagai bentuk ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi kekuatan yang berusaha mendominasi mereka melalui intimidasi dan ancaman. Premanisme ini bukan hanya masalah kriminalitas, tetapi juga cermin dari ketidaksetaraan sosial yang berlangsung di tengah masyarakat.

Kota-kota dengan Fenomena Premanisme

Banyak kota besar di Indonesia yang terinfeksi oleh budaya premanisme ini, dengan beberapa kota yang menjadi tempat berkembangnya perilaku ini. Beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar menjadi contoh yang paling jelas mengenai masalah ini.

Jakarta

Sebagai ibu kota negara, Jakarta adalah pusat dari segala kegiatan ekonomi dan politik. Di beberapa titik kota ini, seperti di pasar-pasar tradisional, terminal bus, dan kawasan industri, premanisme dapat ditemukan dalam bentuk pemaksaan pembayaran “uang keamanan” kepada pedagang atau pekerja. Hal ini tidak hanya menambah beban bagi para pelaku usaha kecil, tetapi juga menciptakan rasa ketidaknyamanan bagi masyarakat yang berusaha menjalani kehidupan secara jujur dan damai.

Contoh:
“Setiap hari saya harus membayar untuk keamanan, meskipun tidak ada yang menjamin toko saya akan aman dari perampokan atau pencurian. Itu sudah menjadi kewajiban yang tak terhindarkan,” kata Sari, seorang pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta.

Surabaya

Surabaya, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, juga menghadapi masalah yang sama dengan Jakarta. Di kota ini, premanisme lebih sering terlihat di sektor angkutan umum. Angkot, ojek, dan taksi sering kali menjadi lahan bagi kelompok preman untuk memungut uang secara paksa.

Contoh:
“Di beberapa terminal, ada kelompok yang memungut uang dari sopir angkot, tanpa memberikan apa-apa sebagai imbalan. Ini adalah sistem pemerasan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun,” ujar Budi, seorang sopir angkot di Surabaya.

Medan dan Makassar

Kota-kota besar seperti Medan dan Makassar juga dikenal dengan budaya premanisme yang meresahkan. Di sini, premanisme tidak hanya terjadi di sektor ekonomi, tetapi juga berakar pada sektor sosial dan politik. Premanisme di daerah ini sering kali dikaitkan dengan kelompok-kelompok yang berhubungan dengan kekuasaan politik lokal. Ini menambah kompleksitas permasalahan premanisme di daerah tersebut.

Faktor Penyebab Premanisme di Kota-kota Besar

Premanisme di Indonesia memiliki banyak penyebab yang saling terkait, baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Beberapa faktor utama yang berperan dalam berkembangnya premanisme antara lain:

1. Ketidaksetaraan Ekonomi

Salah satu penyebab utama premanisme adalah ketidaksetaraan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Mereka yang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan seringkali merasa terdesak untuk menggunakan cara-cara ilegal untuk bertahan hidup. Banyak preman yang berasal dari kalangan bawah, yang merasa bahwa cara-cara tersebut adalah jalan keluar dari kesulitan hidup.

Contoh:
“Saya tidak punya pilihan lain selain bekerja sebagai preman untuk mendapatkan uang. Saya tidak memiliki pendidikan yang memadai untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” jelas Andi, seorang pemuda yang mengaku terpaksa bergabung dengan kelompok preman di Medan.

2. Lemahnya Penegakan Hukum

Penegakan hukum yang lemah juga menjadi faktor besar dalam berkembangnya premanisme di Indonesia. Ketika hukum tidak ditegakkan dengan tegas dan adil, kelompok preman ini dapat beroperasi dengan bebas tanpa takut dihukum. Penegakan hukum yang tidak konsisten, ditambah dengan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum, semakin memperburuk keadaan.

Contoh:
“Saya sudah melaporkan beberapa preman yang memeras saya, tetapi tidak ada tindakan serius dari pihak berwajib. Itu membuat saya merasa tidak aman,” ujar Joko, seorang pemilik usaha di Surabaya.

3. Budaya Sosial yang Toleran terhadap Kekerasan

Dalam beberapa kasus, budaya sosial di beberapa kota besar Indonesia yang lebih toleran terhadap kekerasan dan intimidasi menjadi faktor pendukung berkembangnya premanisme. Dalam budaya ini, intimidasi atau kekerasan terkadang dianggap sebagai bagian dari proses hidup yang harus diterima.

Dampak Premanisme terhadap Masyarakat

Premanisme memiliki berbagai dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat luas. Beberapa dampak utama dari fenomena ini adalah:

1. Menambah Beban Ekonomi Masyarakat

Premanisme menambah beban ekonomi, terutama bagi pedagang kecil dan pelaku usaha. Para pelaku usaha harus membayar sejumlah uang untuk mendapatkan “perlindungan” atau “jaminan keamanan”, meskipun kenyataannya mereka tidak mendapatkan perlindungan apapun.

2. Meningkatkan Ketidakamanan Sosial

Premanisme juga menciptakan ketidakamanan sosial yang tinggi di masyarakat. Rasa takut dan cemas selalu menghantui mereka yang menjadi sasaran pemerasan atau ancaman. Hal ini membuat kehidupan sehari-hari terasa tidak nyaman dan penuh dengan ketegangan.

3. Menghambat Pembangunan Ekonomi

Premanisme dapat menghambat pembangunan ekonomi, karena bisnis yang dijalankan dalam suasana ketidakamanan cenderung tidak berkembang. Pengusaha lebih memilih untuk mengurangi risiko dengan tidak berinvestasi atau bahkan menutup usahanya. Hal ini berdampak negatif pada perekonomian lokal.

Langkah-langkah Mengatasi Premanisme

Untuk Kota premanisme indonesia mengatasi premanisme di Indonesia, perlu adanya tindakan yang terstruktur dan komprehensif dari pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi fenomena ini antara lain:

1. Meningkatkan Penegakan Hukum

Pemerintah harus memperkuat penegakan hukum agar para preman merasa takut untuk beroperasi. Polisi dan aparat penegak hukum harus lebih proaktif dalam menangani kasus premanisme, baik melalui razia, patroli, atau bahkan dengan memperkenalkan program-program penyuluhan hukum di masyarakat.

2. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial

Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial yang mendorong seseorang untuk menjadi preman.

3. Edukasi dan Sosialisasi

Edukasi kepada masyarakat tentang hak-hak mereka, serta dampak negatif dari premanisme, bisa menjadi langkah awal untuk membentuk masyarakat yang lebih peduli dan berani melawan kekerasan atau pemerasan.


Kesimpulan

Premanisme adalah fenomena yang tidak bisa dianggap remeh, karena tidak hanya merugikan individu yang menjadi korban, tetapi juga menciptakan ketidakamanan sosial dan menghambat kemajuan ekonomi. Kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar menjadi tempat berkembangnya premanisme ini, yang sebagian besar disebabkan oleh ketidaksetaraan ekonomi, lemahnya penegakan hukum, serta toleransi sosial terhadap kekerasan.

Diperlukan kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Melalui penegakan hukum yang tegas, peningkatan kesejahteraan sosial, dan edukasi masyarakat, diharapkan premanisme dapat diminimalisir dan masyarakat Indonesia dapat hidup dalam suasana yang lebih aman dan harmonis.

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *